Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.
Perkenalkan saya Wiwin Nurchayati, CGP Angkatan 11 Kab. Magelang dari SD Negeri Danurejo 1.
Pada artikel ini saya akan membahas modul 3.1 CGP. Dalam modul 3.1 ini kita belajar bagaimana mengambil
keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin
pembelajaran, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal
sangat dibutuhkan oleh seorang guru atau kepala sekolah.
Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara , salah satu tokoh pendidikan
Indonesia yang dikenal dengan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani," menekankan tiga prinsip utama:
- · Ing Ngarsa Sung Tuladha: Seorang pemimpin/guru harus memberi contoh yang baik.
- · Ing Madya Mangun Karsa: Seorang/guru pemimpin harus bisa memotivasi dan menginspirasi di tengah-tengah kelompoknya.
- · Tut Wuri Handayani: Seorang pemimpin/guru harus memberikan dorongan dan dukungan dari belakang, mendorong dan membiarkan yang dipimpin berkembang secara mandiri.
Dalam konteks pengambilan keputusan, filosofi ini memberikan
pengajaran kepada kita bahwa seorang pemimpin harus memimpin dengan cara
memberikan contoh yang baik, mendorong kreativitas dan partisipasi dari bawah,
serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan agar memberikan
kesempatan kepada anggota timnya berkembang dan mengambil inisiatif.
Sedangkan Pratap Triloka merupakan pemikiran tentang
keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Dalam konteks pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin, filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dapat
saling melengkapi:
- · Keseimbangan dan Harmoni: Pratap Triloka mengajarkan pentingnya keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan dan pemahaman mendalam. Seorang pemimpin yang mengintegrasikan prinsip ini akan mengambil keputusan yang mempertimbangkan berbagai dimensi dan dampak dari keputusan tersebut, serta keseimbangan antara kebutuhan individu dan kelompok.
- · Contoh dan Inspirasi: Filosofi Ki Hajar Dewantara menggarisbawahi pentingnya memberi contoh dan inspirasi. Pemimpin yang memahami filosofi ini akan tahu bahwa keputusan mereka harus mencerminkan nilai-nilai yang ingin mereka tanamkan dan bahwa keputusan tersebut harus menginspirasi orang lain untuk berperilaku dan bekerja dengan cara yang diharapkan.
- · Dukungan dan Dorongan: Seperti prinsip Tut Wuri Handayani, seorang pemimpin yang baik harus memberikan dukungan dan dorongan, memungkinkan orang lain untuk berkembang dan berkontribusi secara efektif. Filosofi Pratap Triloka mendukung ini dengan menekankan pentingnya harmoni dan integrasi dalam seluruh sistem, yang membantu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan inovasi.
Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai bagi seorang guru penggerak adalah berpihak
kepada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif. Nilai-nilai
tersebut harus ada dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut
sebagai cerminan dari arah keputusan yang akan kita ambil. Seperti tujuan
pengambilan harus berpihak pada murid, mandiri bagaimana kita sebagai guru
merespon suatu konflik dan permasalahan yang ada, kemudian adanya kerja sama
dan kolaborasi tim di dalam penyelesaian masalah, pengambilan keputusan yang
selalu dievaluasi dan direfleksikan untuk perbaikan ke depannya, serta
penanganan masalah dengan cara kreatif dan praktis. Selain itu, pengambilan
keputusan ini juga harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang lain seperti
keadilan dan bertanggung jawab.
Bagaimana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Coaching bertujuan untuk membantu individu atau kelompok
dalam proses pengambilan keputusan dengan cara yang lebih terstruktur dan
reflektif. Dalam sesi coaching, pendamping atau fasilitator akan:
·
Membantu Mengidentifikasi Tujuan: Mengarahkan
klien untuk memahami tujuan mereka dengan lebih jelas, yang akan membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih terfokus.
·
Menyediakan Perspektif Baru: Mengajukan
pertanyaan yang mendorong klien untuk melihat situasi dari berbagai sudut
pandang, sehingga keputusan yang diambil lebih informatif.
·
Memfasilitasi Refleksi: Membantu klien untuk
merefleksikan keputusan yang telah diambil, termasuk mengevaluasi hasil dan
proses pengambilan keputusan tersebut.
Coaching dengan TIRTA dapat membantu guru dan pendidik untuk
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, sehingga dapat membantu klien untuk
menyelesaikan masalahnya dengan pertanyaan-pertanyaan berbobot. Coaching Model
alur TIRTA memberikan kita dukungan dalam proses pengambilan keputusan dengan
memfasilitasi refleksi, evaluasi, dan pengembangan keterampilan
Bagaimana kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Pengelolaan dan kesadaran aspek sosial-emosional memainkan
peran penting dalam proses pengambilan keputusan, terutama ketika menghadapi dilema
etika. Guru yang mampu mengelola emosi mereka (kesadaran diri), manajemen diri,
kesadaran sosial dengan rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, tetap
menjaga hubungan komunikasi baik dengan orang yang terlibat dan tetap konsisten
dengan nilai-nilai etika mereka, akan membuat keputusan yang bertanggung jawab,
lebih adil, rasional, dan berdampak positif bagi lingkungan pendidikan.
Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada dilema etika
danbujukan moral sangat bergantung pada nilai-nilai yang dianut pendidik.
Sehingga pendidik atau guru harus memiliki nilai-nilai kebajikan universal,
seperti: kebenaran, keadilan, kejujuran, integritas, tanggung jawab, empati,
kemanusiaan dsb. Dengan merujuk pada nilai-nilai kebajikan universal dan
profesional, pendidik dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya
adil dan etis tetapi juga konsisten dengan prinsip-prinsip nilai yang dianut
guru.
Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Keputusan yang tepat memainkan peran penting dalam
menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan
memastikan keadilan, membangun kepercayaan, meningkatkan kesejahteraan, dan
mendukung partisipasi serta keterlibatan, keputusan yang bijaksana dan etis
dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas dan atmosfer lingkungan, baik di
tempat kerja, sekolah, maupun dalam komunitas.
Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika
sering kali terkait dengan konflik nilai, tekanan eksternal, keterbatasan
informasi, kompleksitas situasi, perbedaan perspektif, dan kepatuhan terhadap
regulasi. Empat paradigma dilema etika yang sering berkaitan dengan lingkungan
sekolah adalah:
- · Individu lawan kelompok (individual vs community)
- · Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- · Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- · Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Apakah pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk
potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan dalam pengajaran mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kemerdekaan murid dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus
memahami kebutuhan dan potensi murid, menetapkan tujuan pembelajaran yang
relevan, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan sosial
emosional. Pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil
belajar murid. Memilih metode pengajaran yang tepat untuk berbagai potensi
murid dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung pembelajaran.
Dengan keputusan yang baik, pendidik dapat menciptakan pengalaman pembelajaran
yang memberdayakan murid untuk mencapai potensi optimal mereka.
Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran
mempengaruhi berbagai aspek pengalaman pendidikan murid. Keputusan yang
bijaksana dan berorientasi pada kebutuhan murid dapat menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung, adil, dan berkualitas.
Apakah kesimpulan
akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Secara keseluruhan, modul 3.1 ini menggarisbawahi hubungan
erat antara pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai
pemimpin dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Prinsip dan paradigma
dilema etika dalam pengambilan keputusan hendaknya harus berdasarkan dengan
nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan berpihak kepada murid.
Semua dasar pengambilan keputusan tersebut terdapat dalam modul sebelumnya,
yaitu filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak,
dan budaya positif. Seorang guru harus memenuhi kebutuhan belajar muridnya
dengan pembelajaran berdiferensiasi. Keterkaitan antara modul-modul ini
menunjukkan bahwa keputusan yang bijaksana dan berbasis nilai-nilai kebajikan
universal mempengaruhi kualitas pembelajaran dan hasil pendidikan murid secara
menyeluruh. Integrasi aspek-aspek ini dalam praktik sehari-hari mendukung
pembelajaran yang memberdayakan murid dan mempersiapkan mereka untuk masa depan
dengan lebih baik.
Sejauh mana pemahaman
Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
A. Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi
ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara
moral benar tetapi bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah)
yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara
benar dan salah.
B. Empat paradigma pengambilan keputusan
- · Individu lawan kelompok (individual vs community)
- · Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- · Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- · Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
C. Tiga prinsip pengambilan keputusan
- · Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- · Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- · Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
D. Sembilan langkah pengambilan keputusan
- 1. Mengenali nilai yang bertentangan
- 2. Menentukan pihak yang terlibat
- 3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
- 4. Pengujian benar atau salah
- 5. Pengujian paradigma benar lawan benar
- 6. Melakukan prinsip resolusi
- 7. Investigasi opsi trilema
- 8. Buat keputusan
- 9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan.
Hal-hal di luar dugaan saya adalah dalam mengambil keputusan
sebagai guru atau pendidik kita diharuskan untuk memahami lebih dalam tentang
masalah atau kasus dari perspektif yang berbeda. Karena dalam dilema etika
terdapat nilai-nilai yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan, dan dalam
kasus bujukan moral terdapat nilai benar vs salah.
Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda
pelajari di modul ini?
Belum pernah.
Bagaimana dampak
mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara
Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul
ini?
Dampak yang saya dapatkan setelah mempelajari modul 3.1 ini
adalah saya memiliki pengetahuan tentang pengambilan keputusan dalam kasus
dilema etika dan bujukan moral lebih bijaksana dan reflektif, dengan
pertimbangan yang mendalam tentang etika, prinsip, dan proses pengambilan
keputusan.
Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin?
Sangat penting karena memberikan dasar pengetahuan bagi saya
untuk pengambilan keputusan yang adil, bijaksana, dan bertanggung jawab baik
sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, modul ini membantu
saya belajar dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana dan konsisten dengan
nilai-nilai kebajikan universal yang saya yakini. Sebagai pemimpin, topik modul
3.1 ini meningkatkan kemampuan saya untuk memimpin dengan adil dan efektif,
serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi siswa.
Terima kasih bu Win, sangat mengisnpirasi pengalaman belajarnya.
ReplyDeleteBagus Bu win, terima kasih sudah berbagi pengetahuannya
ReplyDelete